Rabu, 22 Agustus 2012

EXISTENSI ARSITEKTUR TAMAN BALI SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN SUMBER DAYA AIR BALI


EXISTENSI ARSITEKTUR TAMAN BALI        SEBAGAI UPAYA

PELESTARIAN SUMBER DAYA AIR BALI


                                                                                                                                                                Oleh

                                                                         Ir.I.B.Arga Utama



Arsitektur Taman Bali memberi nuansa pada setiap Taman di Bali seperti yang banyak dilihat di Taman-Taman Hotel,Perkantoran,Perumahan dan Taman-Taman Kota.Sebagai ciri khas Taman Bali adalah Alami (Natural) dan mampu menampilkan nilai-nilai budaya Bali yang di jiwai Agama Hindu.Setiap Taman Bali terdiri dari Tiga komponen pembentuk Taman yang mempunyai sifat keras,lembut dan cair,karakter keras di tampilkan lewat Batu-Batuan (Batu Kali,Padas,Bata), Karakter lembut di tampilkan dengan tanah,tanaman sedangkan sifat cair di pakai air.Makanya setiap taman Bali selalu ada air,malah pada Taman Tradisional Bali Kuno semua air taman berasal dari sumber air yang dialirkan langsung ke taman dan selanjutnya disirkulasikan seperti yang kita lihat pada Taman Raja-Raja yang bergaya Taman Bali Seperti : Taman Ayun,Taman Ujung,Taman Tirta Gangga,Taman Kertagosa.Selain berfungsi sebagai keindahan,taman juga berfungsi sebagai penyerapan Air permukaan khususnya di musim hujan.dan juga mampu memberi nuansa spiritual dari elemen natural yang di tampilkan secara manual namun sesuai dengan tatanan nilai-nilai Estetika dan Etika yang didasari oleh pertimbangan-pertimbangan logika dari Intelektual penciptanya, Untuk itu maka pelestarian Taman Bali perlu dilakukan Sebagai Upaya Pelestarian Sumber Daya Air ( SDA ) Bali.

Elemen Air dalam Taman Tradisional Bali,memberikan peranan yang sangat penting dalam berbagai aspek seperti : Aspek Sosial Budaya,Aspek Sosial Ekonomi,Aspek Teknis termasuk Aspek Politis.
Peranan Air dalam Taman Tradisional Bali ditijau dari Aspek Sosial Budaya : Bicara aspek sosial budaya Bali tidak bisa lepas dari bicara Agama Hindu dan Adat Istiadat serta budayanya sendiri termasuk seninya karena memang berkaitan satu sama yang lain seperti yang kita ketahui bahwa dalam setiap prosesi Agama Hindu tidak bisa lepas dari peran air didalamnya baik berupa air suci (Tirta) atau air bersih (Toya Anyar) yang mana air tersebut diambil dari Taman Beji yang lokasinya dekat dengan Pura atau Kawasan Suci seperti pertemuan anak sungai (Campuhan) ,air terjun (Gerojogan),muara (Loloan),sumber air ditengah hutan,gunung dan laut.Taman-Taman suci ini juga disebut Taman Sari.Hampir di setiap Pura-Pura besar di Bali mempunyai Taman Beji tempat mencari air suci baik pembersihan maupun pemelukatan dan tirta untuk diparhyangan.Pada Taman Beji biasanya terdapat sumber air yang terus mengalir dengan jernih dari bebatuan yang dikelilingi oleh pohon-pohonan.Buangan air taman ini mengalir kesungai didekatnya atau menjadi hulu anak sungai.Selain berfungsi sebagai Air Suci Taman Beji juga berfungsi untuk pengobatan dan penyucian spiritual dan badan secara Niskala seperti yang ada di Pura Tirta Empul Tampak Siring.
·     Fungsi Air dalam Taman Tradisional Bali dari segi sosial ekonomi mempunyai peran penting bagi orang Bali,Air mempunyai nilai yang sangat strategis,karena hidup dan kehidupan masyarakat Bali tidak bisa lepas dari air.Selain berfungsi dari aspek sosial relegius yang telah dijelaskan diatas juga mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi.Dalam mengairi sawah-sawah meraka yang merupakan mata pencaharian pokok sebagian besar masyarakat Bali dibawah organisasi sosial relegius yang dikenal dengan   “ Subak”.Melalui organisasi ini sistem pengairan di Bali di kelola secara arif dan bijaksana yang merupakan kearifan lokal (Local Genius).Didalam Subak kita kenal istilah Bendungan (Empelan),Bangunan Bagi (Temuku) dan Embung,yang berguna untuk mengatur managemen air di Bali. Selain untuk persawahan air juga dialirkan ke kolam penampungan lewat sistem pengaturan diatas. Kolam penampungan (Embung) bisa berupa kolam hias,kolam ikan yang ada di Taman Tradisional Bali yang ada di samping Pura-pura Subak,yang ada di Tegalan Ujung Hulu Subak.Lain halnya Taman-taman air yang ada di sekitar kawasan pusat-pusat kerajaan seperti Taman Ayun,Taman Ujung dan Taman Tirta Gangga,airnya bersumber dari sumber air (Telepusan) selain dari air subak.Kolam air yang ada di Taman-taman Kerajaan berfungsi sebagai tempat mandi,kolam hias,kolam pancing dan juga bisa berfungsi sebagai penampungan cadangan air di musim kemarau.
·     Dari Segi Teknis,kolam-kolam air yang ada di Taman-taman Tradisional Bali mempunyai kandungan nilai-nilai logika yang bisa dipertanggung-jawabkan secara akademis karena dibuat berdasarkan Kearifan Lokal (Local Genius) dari para Arsitek Bakul (Undagi) yang mempunyai Intelektual lokal yang di landasi oleh tata rancang-bangun. Tradisional Bali, sesuai konsep Tri Hita Karana yang di jiwai oleh Agama Hindu. Seperti yang kita lihat dalam tata letak kolam air. Sesuai dengan Hirarki fungsi (Parhyangan,Pawongan dan Pelemahan) sehingga mempengaruhi struktur dan bentuk Morfologi Taman. Yang dalam istilah teknis bisa berfungsi sebagai penunjang Estetika,sebagai penyangga Taman terkait dengan penghijauan dan kesuburan tanaman taman,sebagai kawasan penyangga lingkungan dalam pengendalian kebutuhan air,suhu,kelembaban lingkungan tersebut sehingga mampu menjadi media konservasi air. Makin banyak ada kolam-kolam air makin banyak pula reserve (Cadangan) air dimusim kemarau dan bisa dipakai cadangan air untuk pemadam kebakaran dan penyiraman pohon dan tanaman. 
·     Dari Aspek politis,kolam air pad ataman Bali mempunyai arti strategis di mana dengan kolam air ini pengamanan suatu aktifitas dari suatu tempat yang dipisahkan dengan kolam air terhadap tempat yang lain seperti yang kita lihat di Taman Ayun,Taman Oejoeng,Taman Kertagosa.Dipura Taman Ayun tempat sembahyang dikelilingi oleh kolam air yang lebar untuk memisahkan komplek pura dengan perkampungan atau areal public untuk memberi rasa aman,tenang,nyaman bagi orang yang sembahyang.Untuk mencapai pura harus melewati jembatan yang melintas diatas kolam.Orang yang melintasi jembatan harus hati-hati dan sekali-kali bercermin di air kolam yang mempunyai nilai intropeksi diri,mawas diri,dengan hati yang tenang melewati kolam air,yang sejuk,jernih dan tenang.Hal yang sama dirasakan di gedung pertemuan di Taman Kerta Gosa Puri Klungkung.Gedung pertemuan itu dikelilingi oleh kolam air yang menjadi kolam luas berupa katus(Tunjung) yang memberi epek bahwa bangunan itu seolah-olah berlayar di atas air,sosok dan keindahan bangunan itu tergambar terbalik di atas air,berupa ketinggian bangunan segitu kedalaman bangunan masuk kedalam air sehingga air memberi arti bahwa permukaan air yang tenang bias memberi keseimbangan gaya keatas-kebawah.Para petinggi kerajaan yang mengikuti pertemuan tidak bisa diganggu karena gedung pertemuan sudah dibatasi dan dipisahkan dengan kolam air.Orang bisa menuju ruang pertemuan hanya harus melewati jembatan sempit yang telah dijaga oleh petugas.Anggota peserta rapat harus disucikan melalui pembersihan hati dan perasaan mereka setelah melewati jembatan di atas kolam air yang mengelilingi gedung pertemuan tersebut.Begitu pula yang terlihat dan dirasakan pada ,ruang utama juga dikelilingi oleh kolam air yang sangat luas,disini air mempunyai sumber daya yang mampu merekfleksikan bahwa orang-orang yang ada dalam bangunan di tengah kolam(Bale Kambang) apabila dia berpandangan keluar akan melihat kolam yang luas,dalam dan datar,biru seperti warna langit,ini memberi arti bahwa orang-orang harus mempunyai pandangan yang luas,kajian yang dalam,pikiran yang datar,tenang dan mampu menyerap dan memantulkan serta mencerminkan jati diri sebagai identitas kebudayaan kita.Disini kita mendapat inspirasi dari sifat air kolam mengapresiasikan diri kita dalam berkreatifitas dan berinovasi untuk membangun daerah dan bangsa ini.Untuk itu pelestarian sumber daya air selalu dilakukan karena sumber daya air itu sendiri mampu membentuk karakter kita.Seperti kita ketahui bahwa bangsa yang tumbuh dan hidup di daerah kering dengan bangsa yang hidup di daerah banyak air akan lain budayanya
·     Penataan Taman air dibuat sedemikian rupa sehingga memberi manfaat yang maksimal dari fungsi air itu sendiri dengan konsep Tri Hita Karana yang diterapkan secara efektif dan efisien dengan azas keberlanjutan dan berkesinambungan dalam rangka memberi nilai tambah Sosial,Ekonomi,Budaya dan peningkatan kualitas lingkungan.Melalui taman-taman air ini,kita mampu memberi arti dan makna dari keberadaan air di alam ini terhadap kehidupan manusia dan kelangsungannya,sehingga usaha penyelamatan air sangatlah penting dan mutlak hukumnya.Air sangat berarti dirasakan apabila kekeringan lebih-lebih di musim kemarau.Seperti yang kita ketahui didaerah-daerah krisis dan kritis air antara lain di Ujung timur Pulau Bali yakni di daerah Karangasem dan buleleng termasuk juga di pulau Nusa Penida.Sehingga penulis sangat berharap melalui tulisan ini mampu membuka wawasan dan kepedulian terhadap keberadaan air sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widhi Wase melalui manifestasinya Dewa Wisnu yang memelihara alam ini beserta isinya patut kita lestarikan dengan cara yang sederhana yakni memelihara Taman-taman Tradisional Bali yang ada yang merupakan bentuk upaya pendahulu kita dalam konservasi sumber daya air Bali.Malu kalau generasi penerus tidak menghargai karyanya untuk itu maka      kita  “ Mari kita buat Arsitektur Taman Air yang bernuansa Tradisional Bali”.Selamatkan air ibu pertiwi sebelum kekeringan.              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar