EXISTENSI ARSITEKTUR TAMAN BALI SEBAGAI UPAYA
PELESTARIAN SUMBER DAYA AIR BALI
Oleh
Ir.I.B.Arga Utama
Arsitektur Taman Bali
memberi nuansa pada setiap Taman di Bali seperti yang banyak dilihat di
Taman-Taman Hotel,Perkantoran,Perumahan dan Taman-Taman Kota.Sebagai ciri khas
Taman Bali adalah Alami (Natural) dan
mampu menampilkan nilai-nilai budaya Bali yang di jiwai Agama Hindu.Setiap
Taman Bali terdiri dari Tiga komponen pembentuk Taman yang mempunyai sifat
keras,lembut dan cair,karakter keras di tampilkan lewat Batu-Batuan (Batu
Kali,Padas,Bata), Karakter lembut di tampilkan dengan tanah,tanaman sedangkan
sifat cair di pakai air.Makanya setiap taman Bali selalu ada air,malah pada Taman
Tradisional Bali Kuno semua air taman berasal dari sumber air yang dialirkan
langsung ke taman dan selanjutnya disirkulasikan seperti yang kita lihat pada
Taman Raja-Raja yang bergaya Taman Bali Seperti : Taman Ayun,Taman Ujung,Taman
Tirta Gangga,Taman Kertagosa.Selain berfungsi sebagai keindahan,taman juga
berfungsi sebagai penyerapan Air permukaan khususnya di musim hujan.dan juga
mampu memberi nuansa spiritual dari elemen natural yang di tampilkan secara
manual namun sesuai dengan tatanan nilai-nilai Estetika dan Etika yang didasari
oleh pertimbangan-pertimbangan logika dari Intelektual penciptanya, Untuk itu
maka pelestarian Taman Bali perlu dilakukan Sebagai Upaya Pelestarian Sumber
Daya Air ( SDA ) Bali.
Peranan Air dalam Taman
Tradisional Bali ditijau dari Aspek Sosial Budaya : Bicara aspek sosial budaya
Bali tidak bisa lepas dari bicara Agama Hindu dan Adat Istiadat serta budayanya
sendiri termasuk seninya karena memang berkaitan satu sama yang lain seperti
yang kita ketahui bahwa dalam setiap prosesi Agama Hindu tidak bisa lepas dari
peran air didalamnya baik berupa air suci (Tirta) atau air bersih (Toya Anyar)
yang mana air tersebut diambil dari Taman Beji yang lokasinya dekat dengan Pura
atau Kawasan Suci seperti pertemuan anak sungai (Campuhan) ,air terjun
(Gerojogan),muara (Loloan),sumber air ditengah hutan,gunung dan
laut.Taman-Taman suci ini juga disebut Taman Sari.Hampir di setiap Pura-Pura
besar di Bali mempunyai Taman Beji tempat mencari air suci baik pembersihan
maupun pemelukatan dan tirta untuk diparhyangan.Pada Taman Beji biasanya
terdapat sumber air yang terus mengalir dengan jernih dari bebatuan yang
dikelilingi oleh pohon-pohonan.Buangan air taman ini mengalir kesungai
didekatnya atau menjadi hulu anak sungai.Selain berfungsi sebagai Air Suci
Taman Beji juga berfungsi untuk pengobatan dan penyucian spiritual dan badan
secara Niskala seperti yang ada di Pura Tirta Empul Tampak Siring.
·
Fungsi Air dalam Taman Tradisional Bali dari
segi sosial ekonomi mempunyai peran penting bagi orang Bali,Air mempunyai nilai
yang sangat strategis,karena hidup dan kehidupan masyarakat Bali tidak bisa
lepas dari air.Selain berfungsi dari aspek sosial relegius yang telah
dijelaskan diatas juga mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi.Dalam
mengairi sawah-sawah meraka yang merupakan mata pencaharian pokok sebagian
besar masyarakat Bali dibawah organisasi sosial relegius yang dikenal
dengan “ Subak”.Melalui organisasi ini
sistem pengairan di Bali di kelola secara arif dan bijaksana yang merupakan
kearifan lokal (Local Genius).Didalam Subak kita kenal istilah Bendungan
(Empelan),Bangunan Bagi (Temuku) dan Embung,yang berguna untuk mengatur
managemen air di Bali. Selain untuk persawahan air juga dialirkan ke kolam
penampungan lewat sistem pengaturan diatas. Kolam penampungan (Embung) bisa
berupa kolam hias,kolam ikan yang ada di Taman Tradisional Bali yang ada di
samping Pura-pura Subak,yang ada di Tegalan Ujung Hulu Subak.Lain halnya
Taman-taman air yang ada di sekitar kawasan pusat-pusat kerajaan seperti Taman
Ayun,Taman Ujung dan Taman Tirta Gangga,airnya bersumber dari sumber air
(Telepusan) selain dari air subak.Kolam air yang ada di Taman-taman Kerajaan
berfungsi sebagai tempat mandi,kolam hias,kolam pancing dan juga bisa berfungsi
sebagai penampungan cadangan air di musim kemarau.
·
Dari Segi Teknis,kolam-kolam air yang ada di
Taman-taman Tradisional Bali mempunyai kandungan nilai-nilai logika yang bisa
dipertanggung-jawabkan secara akademis karena dibuat berdasarkan Kearifan Lokal
(Local Genius) dari para Arsitek Bakul (Undagi) yang mempunyai Intelektual
lokal yang di landasi oleh tata rancang-bangun. Tradisional Bali,
sesuai konsep Tri Hita Karana yang di jiwai oleh Agama Hindu. Seperti yang kita
lihat dalam tata letak kolam air. Sesuai dengan Hirarki fungsi
(Parhyangan,Pawongan dan Pelemahan) sehingga mempengaruhi struktur dan bentuk
Morfologi Taman. Yang dalam istilah teknis bisa berfungsi sebagai penunjang
Estetika,sebagai penyangga Taman terkait dengan penghijauan dan kesuburan
tanaman taman,sebagai kawasan penyangga lingkungan dalam pengendalian kebutuhan
air,suhu,kelembaban lingkungan tersebut sehingga mampu menjadi media konservasi
air. Makin banyak ada kolam-kolam air makin banyak pula reserve (Cadangan) air
dimusim kemarau dan bisa dipakai cadangan air untuk pemadam kebakaran dan
penyiraman pohon dan tanaman.
·
Dari Aspek politis,kolam
air pad ataman Bali mempunyai arti strategis di mana dengan kolam air ini
pengamanan suatu aktifitas dari suatu tempat yang dipisahkan dengan kolam air
terhadap tempat yang lain seperti yang kita lihat di Taman Ayun,Taman
Oejoeng,Taman Kertagosa.Dipura Taman Ayun tempat sembahyang dikelilingi oleh
kolam air yang lebar untuk memisahkan komplek pura dengan perkampungan atau
areal public untuk memberi rasa aman,tenang,nyaman bagi orang yang sembahyang.Untuk
mencapai pura harus melewati jembatan yang melintas diatas kolam.Orang yang
melintasi jembatan harus hati-hati dan sekali-kali bercermin di air kolam yang
mempunyai nilai intropeksi diri,mawas diri,dengan hati yang tenang melewati
kolam air,yang sejuk,jernih dan tenang.Hal yang sama dirasakan di gedung
pertemuan di Taman Kerta Gosa Puri Klungkung.Gedung pertemuan itu dikelilingi
oleh kolam air yang menjadi kolam luas berupa katus(Tunjung) yang memberi epek
bahwa bangunan itu seolah-olah berlayar di atas air,sosok dan keindahan
bangunan itu tergambar terbalik di atas air,berupa ketinggian bangunan segitu
kedalaman bangunan masuk kedalam air sehingga air memberi arti bahwa permukaan
air yang tenang bias memberi keseimbangan gaya keatas-kebawah.Para petinggi
kerajaan yang mengikuti pertemuan tidak bisa diganggu karena gedung pertemuan
sudah dibatasi dan dipisahkan dengan kolam air.Orang bisa menuju ruang
pertemuan hanya harus melewati jembatan sempit yang telah dijaga oleh
petugas.Anggota peserta rapat harus disucikan melalui pembersihan hati dan
perasaan mereka setelah melewati jembatan di atas kolam air yang mengelilingi
gedung pertemuan tersebut.Begitu pula yang terlihat dan dirasakan pada ,ruang
utama juga dikelilingi oleh kolam air yang sangat luas,disini air mempunyai
sumber daya yang mampu merekfleksikan bahwa orang-orang yang ada dalam bangunan
di tengah kolam(Bale Kambang) apabila dia berpandangan keluar akan melihat
kolam yang luas,dalam dan datar,biru seperti warna langit,ini memberi arti
bahwa orang-orang harus mempunyai pandangan yang luas,kajian yang dalam,pikiran
yang datar,tenang dan mampu menyerap dan memantulkan serta mencerminkan jati
diri sebagai identitas kebudayaan kita.Disini kita mendapat inspirasi dari
sifat air kolam mengapresiasikan diri kita dalam berkreatifitas dan berinovasi
untuk membangun daerah dan bangsa ini.Untuk itu pelestarian sumber daya air
selalu dilakukan karena sumber daya air itu sendiri mampu membentuk karakter
kita.Seperti kita ketahui bahwa bangsa yang tumbuh dan hidup di daerah kering
dengan bangsa yang hidup di daerah banyak air akan lain budayanya
·
Penataan Taman air
dibuat sedemikian rupa sehingga memberi manfaat yang maksimal dari fungsi air
itu sendiri dengan konsep Tri Hita Karana yang diterapkan secara efektif dan
efisien dengan azas keberlanjutan dan berkesinambungan dalam rangka memberi
nilai tambah Sosial,Ekonomi,Budaya dan peningkatan kualitas lingkungan.Melalui
taman-taman air ini,kita mampu memberi arti dan makna dari keberadaan air di
alam ini terhadap kehidupan manusia dan kelangsungannya,sehingga usaha
penyelamatan air sangatlah penting dan mutlak hukumnya.Air sangat berarti
dirasakan apabila kekeringan lebih-lebih di musim kemarau.Seperti yang kita
ketahui didaerah-daerah krisis dan kritis air antara lain di Ujung timur Pulau
Bali yakni di daerah Karangasem dan buleleng termasuk juga di pulau Nusa
Penida.Sehingga penulis sangat berharap melalui tulisan ini mampu membuka
wawasan dan kepedulian terhadap keberadaan air sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa Ida Sang Hyang Widhi Wase melalui manifestasinya Dewa Wisnu yang memelihara
alam ini beserta isinya patut kita lestarikan dengan cara yang sederhana yakni
memelihara Taman-taman Tradisional Bali yang ada yang merupakan bentuk upaya
pendahulu kita dalam konservasi sumber daya air Bali.Malu kalau generasi
penerus tidak menghargai karyanya untuk itu maka kita
“ Mari kita buat Arsitektur Taman Air yang bernuansa Tradisional
Bali”.Selamatkan air ibu pertiwi sebelum kekeringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar